Ditulis oleh: Cahya Nada
Berawal dari pertemuan antara wali kelas 2 SMA dan murid di tahun 2018, saya mencoba masuk dan belajar untuk memahami tradisi yang dimiliki seorang remaja pada masanya. Jatuh karena masalah, pusing karena pelajaran di sekolah, dan liku-liku pertemanan yang menyenangkan juga menyebalkan. Itulah awal mula saya mulai tertarik akan dunia remaja. Tujuan saya hanya satu yaitu menjadi teman diskusi dan pendengar yang baik jika dibutuhkan. Berkali-kali gagal karena tidak pernah berhasil masuk ke “dunianya”, menjadi sosok kepercayaan dan teman yang bisa mendengarkan adalah salah satu cara yang saya gunakan untuk bisa menolongnya agar bisa lebih lega dengan segala kondisi dan situasi yang dirasakannya saat itu.
Tahun 2019 adalah momen yang sulit, saya harus berinteraksi seperti awal, karena sudah tugas menjadi pembimbingnya sudah dialihkan kepada orang lain. Saya membimbing siswa baru, dan dia berjalan sesuai proses belajarnya dengan pembimbing yang baru juga. Kala itu ada sebuah hadiah (sebut saja hadiah ya kar) dalam bentuk lagu yang ia ciptakan sendiri, lagu dengan nada halus dan enak didengar. Saat itu lagunya sudah bisa diakses melalui soundcloud dan ia beri judul “Float”.
Waktu berjalan dengan cepat, tahun 2020 datang. Ini adalah masa di mana dia dapat memberikan sentuhan karya yang apik, tidak hanya sebuah lagu melainkan sebuah album. Karya ini diperuntukkan untuk kelulusannya di sekolah, dan dia tumpahkan semua energinya untuk membuat hasil akhir yang baik. Inilah dia, yang saya ceritakan dari awal tadi, saat ini dia sudah di kelas 3 SMA.
Namanya Sekarayu Maryam Putri, terbiasa dipanggil Sekar di lingkungan sekolah. Menjadi anak yang cuek namun lemah lembut hatinya sudah menjadi ciri khasnya. Seorang penyuka musik yang sedang mencoba untuk melangkah lebih jauh agar bisa membuat musik sesuai keinginannya. Dia sukses mencetak keinginannya dengan membuat sebuah album lagu, sebelum beranjak pergi untuk melanjutkan proses belajarnya di luar sana.
“Aimless Youth” adalah album lagu yang sekar buat. Dibimbing oleh Pak Dito sebagai fasilitator, proses pembuatan album Sekar memakan waktu hampir 1 tahun lamanya sehingga album ini dapat meluncur sesuai takdirnya. Lagu-lagu yang ia buat bercerita tentang pengamatan, pengalaman dan juga sudut pandangnya tentang kehidupan remaja. Tak tanggung-tanggung,10 lagu dia ciptakan untuk dapat menghibur penggemar sejatinya dengan suaranya yang merdu. Float-Weather report-I think I’m in love with you-get out of my room I’m crying-chronophobia-people-would you mind if I died in your room-yellow cars and hand drawn bees-it’s over now, goodbye-intro.
Dalam album ini Sekar juga mencurahkan segala perasaannya lewat lirik lagu yang dibuat, seperti ketika menyukai seseorang, bagaimana dia dapat menghargai dan mencintai teman-temannya, ketika ada masalah, ketika isi kepalanya penuh dengan pikiran yang overthinking kala itu, dan lain sebagainya. Sekar juga sukses dalam memberikan sentuhan karya yang manis dengan memberikan kenangan indah untuk lingkungan sekolahnya ketika lagu itu diputar oleh siapa pun. Sekar juga sukses mencetak makna yang dalam selama proses belajarnya sampai saat ini, bahwasanya masa remaja yang dia lalui itu sudah berakhir. Kini saatnya dia membuka lembaran baru dan berlabuh dengan kapal yang lebih besar untuk proses belajar selanjutnya.
Oh iya! Karyanya Sekar sudah bisa didengarkan di Spotify ya teman-teman. Hati hati saat memutar lagunya ya, karena saya jamin semua lagu di sini memiliki energi positif untuk orang-orang yang mendengarkan. Kalau belum cukup puas, Sekar juga menyediakan kaset yang bisa dipesan secara langsung.
Sampai jumpa dilain waktu, kar!. Teruskan segala kreatifitas yang kamu miliki ya! Balik lagi ke sekolah dengan membawa karya-karya yang lain oke!
Salam hangat dari penggemarmu.
Comments